Website Artikel Muslimah


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang

Segala puji hanyalah milik Allah SWT semata. Hanya kepada-Nya kita selayaknya memohon ampunan, rahmat, dan pertolongan. Diciptakannya manusia berpasang-pasang agar saling mengenal dan saling tolong menolong dalam segala hal kebajikan, oleh karena itu maka selayaknyalah kita umat islam saling bersatu, tolong menolong untuk memuliakan agama Islam ini diatas segalanya. Hilangkan segala bentuk perbedaan sekecil apapun itu, kerena itulah yang membuat kita terpecah belah, jadikan perbedaan itu sebagai hikmah dan jadikan hikmah itu sebagai batu bara semangat kita untuk bersatu dan kita hancurkan segala bentuk kekufuran, kedzoliman dan orang-orang yahudi dan nasrani hingga tiada kata yang akan muncul ke udara selain kalimatullah “La Illaha Illallahu”. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah SWT maka tiada yang mampu untuk menyesatkannya dan barangsiapa yang telah disesatkan-Nya maka tiada yang mampu pula untuk menunjukinya. Maka saya bersaksi bahwasanya tiada Tuhan yang wajib disembah dan diibadahi kecuali Allah semata dan bahwasanya Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul Allah yang telah diturunkannya kepadanya Al-Qur’an yang mulia dan telah diterangkannya kita akan arti Islam yang sebenar-benarnya. Dan tak lupa pula Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasul terakhir, penutup para Nabi dan Rasul yang agung Nabiyullah Muhammad SAW, kepada para sahabat, keluarga, para Tabi’in dan termasuk kita semua, Amiin. Baca selengkapnya…

Kategori:Berita Muslimah

Kisah Nyata, Wanita Tanpa Kedua Kaki Yang Merawat 130 Anak Yatim Piatu


Xu Yuehua,seorang wanita tanpa kaki yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat sebuah yatim piatu di Cina,sungguh perkerjaan yang luar biasa. Dulunya Xu Yuehua adalah gadis kecil yang normal seperti teman temannya.  Sampai suatu saat,waktu mengumpulkan batubara direl kereta apa,dan sebuah kecelakaan kereta api membuat ia kehilangan ke dua kakinya(sampai sebatas paha kakinya diaputasi) pada usia 13 tahun. Apalagi waktu itu ia adalah anak yatim piatu.  Betapa hancurnya hatinya kala itu.

Disaat rasa frustasi menyelimutinya,ia segera sadar untuk menjadikan hidupnya berguna untuk sesama selama ia diberi kesempatan hidup didunia. Dari kecil ia telah hidup menjadi anak yatim piatu dan dengan mengandalkan dua kursi kayu pendek untuk menyangga tubuhnya dan untuk berjalan,ia melanjutkan hidupnya dengan tujuan dan semangat mulia,yaitu mengasuh dan membesarkan anak anak yatim piatu. Baca selengkapnya…

Kategori:Kisah Muslimah

Mendamba Masjid yang Ramah untuk Muslimah


Waktu shalat Ashar sebentar lagi berlalu. Dita bergegas turun dari sepeda motornya dan berjalan ke dalam masjid. Sejenak ia meragu, apakah dia bisa mengambil wudhu dan shalat di masjid ini. Pasalnya, berdasarkan banyak pengalamannya, shalat di masjid tak selamanya nyaman dilaksanakan oleh perempuan berjilbab yang rapi menutup aurat. Tempat berwudhu yang tak dikhususkan atau mungkin terpisah dari tempat wudhu laki-laki tetapi tanpa penghalang dari lalu-lalang umum adalah kondisi yang kerap ia temui. Sehingga shalat di “sembarang” masjid menjadi masalah tersendiri untuknya dan banyak kaum Muslimah lainnya.

Berbekal pengalaman-pengalaman itulah, Dita sebenarnya agak sangsi memilih untuk shalat di masjid di pinggir kota Jakarta ini. Akan tetapi, waktu ashar sebentar lagi habis. Jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul lima sore. Dita pun melangkah ke tempat wudhu. Setelah celingak-celinguk sebentar untuk mencari petunjuk tempat wudhu perempuan, Dita pun menemukan tempat wudhu khusus perempuan tersebut di sudut belakang masjid. Tersambung dengan tempat wudhu laki-laki memang. Namun, sebuah pintu bergaya Jawa memisahkan dua tempat wudhu. Lumayan tinggi, sehingga tak memungkinkan untuk dapat melihat keadaan di balik pintu. Pintu itu juga terkunci disisi tempat wudhu perempuan. Sebuah kaca besar terpampang di atas jalur keran wudhu. Lengkap dengan wastafel dan sebotol sabun pencuci tangan. Sesuatu yang jarang ditemui di tempat wudhu perempuan, terutama untuk sebuah masjid kecil. Bersih. Baca selengkapnya…

Kategori:Fiqh Shalat

Menata Cemburu


Cemburu dalam ruang-ruang keluarga kadang mirip seperti mecin dalam masakan. Tanpa mecin, masakan jadi hambar. Begitu pun sebaliknya. Kebanyakan mecin, masakan jadi sangat tidak sehat.

Cemburu merupakan hal lumrah dalam hubungan cinta. Bahkan, sangat bagus. Dalam Islam, seorang bisa dipertanyakan keislamannya jika tak lagi cemburu jika Islam dicela, dipermainkan, dan dikucilkan. Semakin tinggi kecintaan seorang muslim dengan agamanya, kian tinggi tingkat kecemburuannya. Bahkan Allah swt. Yang Maha Sayang, cemburu jika ada hambaNya melakukan dosa. Bedanya, cemburu Allah tidak karena emosi.

Begitu pun soal interaksi suami isteri. Islam mencela seorang suami atau isteri yang cuek dengan pasangannya. Tak peduli mau gonta-ganti pasangan, yang penting bisa menjaga keutuhan rumah tangga. Sikap ini disebut sebagai dayus, orang yang cemburunya telah mati.

Masalahnya, seperti apa takaran cemburu yang wajar. Karena dalam rumus keseimbangan hidup: yang kurangnya bisa buruk, kalau kebanyakan juga dapat merusak. Paling tidak, bisa merusak keseimbangan emosi diri sendiri. Setidaknya, dilema itulah yang kini dirasakan Pak Endi. Baca selengkapnya…

Kategori:Fiqh Wanita

Manja Isteri


Tak semua orang suka bunga. Ada yang menganggap bunga sebagai simbol kelemahan: pembuat lalai dan pembunuh keberanian. Mereka pun menjauhi bunga. Tapi, bunga tetap bunga. Harum. Indah. Menawan.

Sulit mengungkapkan kata yang pas buat suami yang bingung dengan manja sang isteri. Memang, manja buat sebagian suami bisa menyenangkan dan menyegarkan. Ada dunia lain yang ia masuki. Baru dan menarik. Sesuatu yang baru biasanya menyegarkan.

Tapi, ada sebagian suami yang tak suka dengan manja. Ia menerjemahkan manja sebagai kekanak-kanakan, cengeng, kurang tegar, lemah pendirian, dan masih banyak sifat lain. Pokoknya, manja serupa dengan kelemahan. Dan Islam tidak suka dengan kelemahan. Dengan kata lain, Islam benci dengan kemanjaan. Benarkah?

Perasaan itulah yang saat ini menggoyang konsentrasi Gani. Satu tahun sudah bahtera rumah tangganya berlayar. Sebuah waktu perjalanan yang tergolong muda. Bahkan, belum apa-apa. Jangankan samudera, pantai tempat berlabuh pun masih jelas terlihat. Baca selengkapnya…

Kategori:Fiqh Pernikahan

Malu Suami


Malu merupakan salah satu hiasan wanita. Dengan malulah wanita menjadi tambah cantik dan menarik. Adakalanya, tidak cuma wanita yang bisa berhias malu. Karena laki-laki pun bisa menjadi sangat pemalu.

Pertemuan sepasang suami isteri adalah juga pertemuan dua sayap yang sebelumnya terpisah. Tak mungkin ada burung yang bisa terbang dengan satu sayap. Sepasang sayap suami isteri itulah yang membawa terbang seribu satu sifat manusia kepada sebuah titik keseimbangan.

Idealita pun bertanya, mungkinkah dua sayap itu tersusun mulus: tepat, akurat, tanpa ketimpangan. Dan realita pun menjawab, kadang ada sayap yang terbentuk agak terbalik.

Sudah menjadi kewajaran kalau laki-laki punya sifat berani, cuek, dan tegas. Begitu pun dengan wanita. Biasa kalau wanita tampil lembut, anggun, dan pemalu. Dua titik kewajaran yang nyaris bertolak belakang itulah yang akhirnya seimbang dalam ikatan suami isteri. Baca selengkapnya…

Kategori:Kisah Muslimah

Malam Pengantin


Sebuah pepatah lama mengatakan, ‘Malu bertanya sesat di jalan.’ Pepatah baru pun mengatakan lain, ‘Malu bertanya sesat di kamar.’ Benarkah? Kenyataan bisa mengatakan sebaliknya.

Pengantin baru adalah kenangan yang paling mengesankan buat semua orang. Sebuah suasana yang sulit terlupakan. Kadang bisa memunculkan senyum. Dan tidak jarang mengingatkan sesuatu yang tergolong sangat disayangkan.

Buat sebagian orang, pengantin baru tidak jarang sekadar legalitas formal dari aneka bentuk hubungan yang sebelumnya sudah lama terjalin. Orang menyebutnya dengan pacaran. Ada yang sudah terjalin bulanan, dan tak jarang tahunan. Pasangan pengantin baru seperti itu sudah sangat saling kenal. Bahkan boleh jadi, saling bosan.

Namun, tidak begitu buat sebagian yang lain. Pengantin baru bukan sekadar legalitas. Bukan juga sesuatu yang formalitas. Justru, suasana pengantin baru saat-saat dimulainya pacaran. Inilah yang disebut pacaran pasca nikah. Baca selengkapnya…

Kategori:Kisah Muslimah

Kartini: Pejuang Islam ataukah Penganut Theosofi?


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Beberapa waktu yang lalu saya membeli buku “Gerakan Theosofi di Indonesia” yang ditulis oleh Artawijaya dan diterbitkan oleh Penerbit Al Kautsar. Saya sudah hampir selesai membaca buku itu. Namun ada yang mengganjal di hati. Dalam pembahasannya tentang Kartini, Artawijaya mengulas surat-surat Kartini dan menurut analisa beliau, Kartini kemungkinan adalah anggota Theosofi atau paling tidak terpengaruh oleh pemikiran Theosofi yang berakar dari Freemasonry.

Sementara, dalam sejumlah artikel yang pernah saya baca, Kartini disebutkan sebagai pejuang wanita yang mencoba memperjuangkan nilai-nilai Islam. Sebenarnya manakah yang benar: apakah Kartini seorang Theosof; terpengaruh oleh Theosofi, ataukah Kartini seorang priyayi Jawa yang mencoba memperjuangkan nilai-nilai Islam dari belenggu adat?Mohon penjelasannya.

wanttowakeup Baca selengkapnya…

Kategori:Dunia Muslimah

Jamu Jilbab


Begitu banyak aktivitas ekonomi dhuafa di sekitar kita. Tapi terbayangkah jika seorang wanita harus berjalan kaki selama sekitar empat jam seorang diri, setiap hari. Belum lagi dengan ancaman pelecehan seksual yang mungkin terjadi.

Seperti itulah seorang penjual jamu gendong keliling di kawasan Jakarta Selatan. Berikut penuturannya kepada Eramuslim, termasuk kenapa ia mengenakan jilbab.

Nama Mbak?
Lestari

Sudah berapa lama Mbak berjualan jamu gendong?
Sejak saya lulus SMP

Usia Mbak sekarang berapa?
Sembilan belas tahun. Baca selengkapnya…

Kategori:Dunia Muslimah

Jalan Penikahan


Pernikahan tak ubahnya seperti sebuah wadah buat tumbuhnya benih cinta. Jika benih cocok dengan suasana wadah, tanaman pun tumbuh. Dan mulailah dua daun muda nan segar tampak menghias wadah. Kelak, daun cilik itu akan tumbuh banyak; siap mengolah energi cinta menjadi buah.

Begitulah kira-kira bayangan banyak orang tentang indahnya sebuah pernikahan. Tak heran jika pernikahan bukan sekadar pilihan. Melainkan, sebuah cita-cita. Setidaknya, perasaan itulah yang kini dialami Jejen.

Satu tahun sudah Jejen menghitung-hitung langkahnya menuju pernikahan. Pada tanggal satu Muharam lalu, tekad itu akhirnya membulat. Kini pemuda jebolan sekolah tehnik menengah itu pun tengah repot-repotnya menempuh proses.

Semua persyaratan Jejen siapkan. Mulai dari tabungan ala kadarnya, biodata, dan tentu saja foto. Untuk syarat yang terakhir tadi, Jejen agak ragu. Berkali-kali ia tatap foto dirinya. Tapi, percaya diri yang ia tunggu-tunggu belum juga sempurna. Jejen masih menyisakan ragu, “Kok nggak cakep juga, ya. Padahal fotonya di studio!” Baca selengkapnya…

Kategori:Dunia Muslimah